UKM, Solusi Bertahan dalam Krisis



DEPOK, KOMPAS.com - UKM merupakan salah satu solusi masyarakat untuk tetap bertahan dalam menghadapi krisis . Di sini, masyarakat melibatkan diri dalam aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal. Hal itu dapat dilihat bukan saja dari proporsi jumlah usaha, melainkan juga perannya terhadap ekonomi nasional.
Berdasarkan data BPS 2008 jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berkembang menjadi 51,26 juta dan mampu memberikan kontribusi pada total PDB nasional sebesar 52,7 persen, atau sekitar Rp 2,609,4 triliun dari total PDB Rp 4.954 triliun. Sektor UKM juga mampu menyerap tenaga kerja 90,9 juta orang atau 94,4 persen dari total tenaga kerja nasional
Demikian benang merah disertasi Widodo berjudul “Membangun Kapabilitas Inovasi UKM: Peranan Kualitas Kemitraan antara Usaha Kecil dan Menengah dengan Usaha Besar pada Industri Otomotif di Indonesia” yang akan digelar di kampus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/1/10).
Dalam siaran pers Fakultas Ekonomi UI yang dikirim Manajer Humas dan Media Center Asty Setiautami disebutkan, hasil analisis dari penelitian Widodo ini menyatakan bahwa kapabilitas inovasi UKM lebih ditentukan oleh absorptive capacity UKM, dan tidak ditentukan oleh kualitas kemitraan dan willingness to share UB.
Peran UB memang tidak signifikan dalam meningkatkan kapabilitas inovasi UKM, tetapi harus diakui bahwa absorptive capacity UKM yang cukup tinggi tersebut adalah sebagian dari hasil pembelajaran selama menjadi mitra binaan UB dan kinerja kemitraan antara UKM subkontarktor dan UB terbukti lebih baik dibandingkan antara UKM non-subkontraktor dengan UB, dengan alasan bahwa kemitraan antara UKM subkontraktor dengan UB memiliki tingkat keterkaitan dan mutual benefits yang lebih tinggi.
Dalam disertasi ini, Widodo mengidentifkasi riga faktor yang dapat mempengaruhi kualitas kemitraan, yaitu faktor internal UKM, yaitu kemampuan UKM untuk menyerap pengetahuan eksternal atau absorptive capacity, faktor willingness to share UB untuk berbagi pengetahuan kepada UKM mitra binaan, dan faktor partner fits yang meliputi komplementaritas sumberdaya, kompatibilitas budaya dan operasional.
Penilaian atas kualitas kemitraan dan willingness to share beragam usaha hanya menurut persepsi UKM saja, yang kemungkinan bisa bias. Penelitian dengan menggabungkan persepsi dari kedua pihak (UKM dan UB) akan memberikan hasil yang lebih komprehensif. Selain itu, penelitian ini hanya terbatas di UKM sektor otomotif. Untuk dapat digeneralisasi dan diterapkan di sektor lainnya, dengan pola kemitraan yang mungkin berbeda, pasti memerlukan penyesuaian.
Sumber : Kompas.com
0 Responses

Posting Komentar

abcs